Sejarah Desa

31 Januari 2017 19:18:39 WITA

  1. LEGENDA DAN SEJARAH DESA
    1. SEJARAH DESA

           Mengenai tentang sejarah Desa Tigawasa sudah tentu kita harus berupaya menggali Fakta-fakta sejarah tentang desa yang dimaksud.

Fakta-fakta tersebut dapat berupa peninggalan tertulis/lontar,prasasti maupun cerita dan saksi sejarah.

           Berpijak dari kerangka tersebut maka dalam memaparkan sejarah Desa Tigawasa,kami lebih berpijak pada cerita tetua sebagai saksi sejarah dan selain  peninggalan yang disesuaikan serta dikeramatkan. Berdasarkan fakta-fakta sejarah tersebut barulah dapat dipaparkan sejarah Desa.

           Adapun Desa Tigawasa dari Kota Singaraja dengan arah ke barat yang jaraknya lebih  kurang 19 Km sampai di Labuan Aji ( Ramayana). Dari Labuan Aji ( Ramayana ) ke selatan dengan jarak lebih kuran 5 Km,adapun letak Desa Tigawasa pada tanah landai dipegunungan, yang dari permukaan laut lebih kurang 500 s/d 700 M.

Desa Tigawasa mempunyai luas wilayah 1.690 Ha dari pegunungan sampai ke pantai (laut) Tukad Cebol ( Kini Desa Kaliasem),Kampung Bunut Panggang,Bingin Banjah,dan Kampung Labuan Aji adalah wilayah Desa Tigawasa. Dahulu ketika masih jaman penjajahan Belanda kampung-kampung yang tersebut diatas itu semua diperintah oleh Perbekel Desa Tigawasa. Karena itu orang-orang penduduk kampung yang mempunyai  tanah sawah,kebun,ladang dalam wilayah Desa Tigawasa kena tiga sana (sarining tahun) tiap-tiap tahun yang berupa uang atau padi yang dijadikan Kas Pura dan Tiga Sana padi disimpan di Jineng Sanghiyang ( Lumbung) di Pura Desa.

         Tetapi sajak Indonesia merdeka lalu wilayah Desa Tigawasa dibagi menjadi 5 (lima) yaitu 1. Tigawasa ; 2. Tukad Cebol ( Kaliasem) ; 3. Bunut Panggang ; 4. Labuan Aji ; dan 5 Bingin Banjah, itu semua dibawah Distrik ( Kecamatan ) banjar, Kabupaten Buleleng. Sejak itu tidak lagi mereka dimintai Tiga Sana, tetapi kalau ada Saba ( Karya)  di Pura Segara atau di Pura Pemulungan, mereka ada juga yang maturan punia ke Pura.

           Asal usul Desa Tigawasa belum dapat diketahui secara pasti, masih dalam penyelidikan, tetapi yang  nyata Desa Tigawasa  adalah termasuk Desa Purba ( Bali Aga ) karena banyak mengandung kepurbakalaan. Menurut Ilmu Bahasa, nama Desa itu terdiri dari kata majemuk yaitu Tiga-wasa ( Wasa bahasa kawi ) yang artinya Banjar atau Desa. Jadi nyata Desa Tigawasa terdiri dari 3 (tiga) Banjar yaitu Banjar Sanda, Banjar Pangus, Banjar Kuum Munggah ( Gunung Sari).

       Terbukti ada didapati benda-benda peninggalan manusia jaman purba di tiga tempat tersebut yaitu  : di Banjar Sanda (Wani), Banjar Pangus dan Banjar Kuum Munggah (Gunung Sari) menurut perkiraan penduduk Desa Tigawasa sejak jaman batu muda ( Mulethicum ) sudah ada  manusia diam disana terbukti adanya terdapat beberapa kapak batu  halus dibeberapa tempat disana. Ada yang berwarna hitam kelabu dan putih. Masyarakat Desa Tigawasa menamainya gigin kilap, dianggap batu yang  bertuah. Kalau ada padi yang kena hama penyakit lalu gigin kilap ini direndam dengan air, kemudian air asuhanya itu dibawa ke gaga atau ke sawah dipercikannya pada tanaman padi yang kena hama penyakit. Berkat kepercayaan maka penyakit padi bisa hilang, karena itu batu itu disakralkan. Mungkin sebelum itu sudah pernah ada manusia disana yaitu pada jaman batu muda ( Mulethicum ) karena ada pada suatu tempat lubang besar ( kini sudah tertimbun ) dikatakan itu adalah lubang raksasa, sampai sekarang disekitar tempat itu disebut Songsasa ( Sang Raksasa / lubang raksasa )

         Setelah jaman batu muda sampailah pada jaman perunggu ( Megalithicum ) ini dapat dibuktikan ada tempat beberapa benda peninggalan jaman purbakala ditiga tempat yaitu ; di Gunung Sari ( Kuum Munggah ) di Pangus, di Wani (Sanda). Di Wani didapati oleh jawatan purbakala peti mati ( Sarkopah ), dari batu cadas 3 (tiga) buah berisi tulang manusia,cicin, gelang perunggu, sepiral, manik-manik, besi tombak, dan periuk kecil. Di Banjar Wani juga terdapat 12 (dua bela) buah palungan batu cadas di sungai buah dapet, pada jaman itu tempat orang-orang mencelup benang atau kain dengan getahgintungan. Pada jaman itu orang sudah pandai ngantih atau membuat benang dari kapas.

           Di Banjar Pangus terdapat 4 (empat) buah palungan dari batu cadas dan masih berisi air yang berwarna, di sebelah barat Banjar Pangus di Pura Sangiang temukan selonding ialah beberapa pasang gamelan dari perunggu yang disimpan di Pura Pemulungan ( Beagung) sebagai benda sakral tempat ditemukan selonding tersebut dinamai Sang Seleding juga di Banjar Pangus yang disebut  dengan nama  Keroncongan pernah ditemukan keris dan besi kuning, juga disebelah tenggara Banjar Pangus yang disebut Pura Pememan ada 4 (empat) buah sendi dan tumpukan batu cadas merupakan menhir, dan juga disana ada tanah putih , disana ada goresan-goresan tulisan atau gambaran, Disebelah timur hutan Pememean ialah Gunung Sari ( Kuum Munggah), disini terdapat Lingga Yoni  juga disebut Talam.  Lingga Yoni menunjukan simbul Predana-Purusa dalam aliran Siwaisme. Disebelah udik munduk Taulan  terdapat 4 (empat) buah peti (Sarkopah) berisi tulang atau abu manusia, sepiral, keris, cicin, gelang, manik-manik, Ada juga sebuah palungan (tempat ) sapi hutan minum dan juga terdapat keramik terserak dan sebuah area Pandita sedang grana sika atau memuja.

           Menurut keterangan daripada Jawatan Purbakala yang mengadakan penyelidikan dan pembongkaran Sarkopah dikatakan benda-benda itu sudah berumur 2000 tahun lebih, didalam Sarkopah itu banyka ditemukan logam, perunggu, besi, emas, tembaga,manik-manik dan lainya yang masuk kebudayaan Dengsen yang berasal dari Indocina ( Tiongkok) tersebar di Indonesia.

           Menurut sejarah nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari pegunungan Yaman di India Belakang Tiongkok Selatan beralih sampai di Indonesia menyebar pada kepulauan Indonesia, sekelompok sampai di Pulai Bali.

           Diantara kelompokm  itu ada sekelompok kecil bermukim di Tigawasa, inilah yang disebut Balikuno. Mererka diam dipegunungan terutama dekat mata air. Karena itu mereka disebut Bali Aga yang artinya : Pegunungan. Benda-benda yang telah didapat jawatan prbakala  yang mengadakan penyelidikan, sampai sekarang masih disimpan di gedung Jawatan Purbakala di Denpasar.

        Demikian secara singkat dan sederhana dapat dipaparkan sejarah Desa Tigawasa.

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi Tigawasa

tampilkan dalam peta lebih besar